Laman

Minggu, 05 Mei 2013

laporan praktikum serat (uji pelarutan)


ANALISA SERAT dengan UJI PELARUTAN

I.          MAKSUD dan TUJUAN
Mengetahui dan memahami pengklasifikasian sifat serat berdasarkan sifat kimia dengan melakukan uji pelarutan.

II.        TEORI DASAR
2.1    Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda halus yang mempunyai perbandingan panjang dan diameter yang sangat besar.

2.2    Identifikasi Serat Tekstil
Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan sebagainya.
Pengujian kimia dari serat dilakukan secara makro maupun diamati di bawah mikroskop, pengujian ini meliputi :
- Uji pelarutan
- Uji pewarnaan
Selain uji kimia dan morfologi biasanya di tambah uji fisika yaitu :
- Uji pembakaran
- Berat jenis
- Titik leleh untuk serat-serat sintetik
Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat  tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji saja, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji, baru dapat ditentukan jenis serat yang di uji.


2.3    Uji Pelarutan
Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir sama. Dengan melihat kelarutan serat-serat buatan pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut, kemudian diamati sifat kelarutannya.
Adapun pelarut yang umum digunakan adalah :         
·         Asam klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
·         Asam sulfat 70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon viskosa, rayon asetat, nylon dan sutera.
·         Aseton, larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
·         NaOCl, serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
·         Metil salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
·         NaOH 45 %, pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol dan sutera.
·         Meta Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
·         DMF, larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
·         Asam nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan nylon.

III.      PERCOBAAN
3.1    Bahan
Bermacam-macam serat :
1.      Kapas                                                        
2.      Rayon Viskosa                                          
3.      Rami                                                         
4.      Sutera                                                       
5.      Wol                                                           
6.      Poliester
7.      Poliakrilat
8.      Poliamida/Nylon
9.  Poliester : kapas
10. Poliester : wol
11. Poliester : rayon

Pereaksi :
1.      HCl 1:1                                          7.  HNO3
2.      H2SO4 60 %                                  8.  Metil Salisilat
3.      H2SO4 70 %                                  9.  Aseton
4.      NaOCl                                            10. Asam Format
5.      NaOH 10 %                                    11. KOH 10 %
6.      NaOH 45 %

3.2    Alat-Alat
- Tabung reaksi
-  Pengaduk
-  Rak Tabung
- Pembakar bunsen

3.3    Cara Kerja
1.      Tabung reaksi dibersihkan
2.      5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
3.      Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
4.      Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5 menit
5.      Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati
6.      Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing pelarutnya.


IV.  Diskusi

Melalui data yang diperoleh dan dikompresikan dengan referensi yang ada maka dalam percobaan “ Analisa Serat dengan Uji Pelarutan ”  terdapat beberapa data yang melenceng dari referensi, sehingga terdapat faktor – faktor yang menjadi penyebab dapat didiskusikan.
Dari beberapa contoh ketidaksesuaian data yang praktikan peroleh maka dapat diberikan sedikit penjelasan, bahwa kesalahan tersebut dapat disebabkan antara lain oleh:
1.      Terdapatnya beberapa serat yang rusak (ditandai dengan berubahnya warna larutan ) akibat terlalu pekatnya larutan atau keadaan awal serat yang memang telah rusak.
2.      Gumpalan serat yang terlalu besar sehingga untuk serat yang seharusnya larut menjadi lama untuk larut akibatnya praktikan terlalu cepat menyimpulkan.
3.      Lamanya pengadukan atau pemanasan sehingga dapat terjadi serat larut bukan karena proses reaksi dengan larutan tersebut akan tetapi menjadi larut sebagian dikarenakan proses mekanik dalam pengadukan tersebut.
Analisa serat dengan metode pelarutan praktikan dapat menentukan jenis serat secara pasti, tetapi dalam pengerjaannya memerlukan pengulangan agar diperoleh hasil yang akurat, juga memerlukan jaminan kehigienisan dari alat – alat dan bahannya.

 V.  Kesimpulan

Pada uji pelarutan, dalam menganalisa serat harus seteliti mungkin, bila tidak teliti maka analisa tentang serat tersebut akan salah. Bahan awal serat dan jenis serat yang menjadi bahan dasarnya sangat berpengaruh dan dapat diketahui melalui pelarutan ini. Dan dari data percobaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
-          Apabila serat tidak larut maka serat tidak berubah.
-          Apabila serat larut maka serat akan bersatu dengan zat tersebut dan akan larut.
-            Apabila serat rusak maka serat akan berubah warna menjadi kuning atau warna lain.
-            Apabila serat larut sebagian maka serat akan hancur sebagian dan masih terdapat sisa.

1.      Kapas
  • H2SO4 70 %    = larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1                       = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl              = tidak larut               
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                  = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut.
2.      Rayon viskosa
  • H2SO4 70 %    = larut
  • H2SO4 60 %    = larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                  = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut.
3.      Rami
  • H2SO4 70 %    = larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut.
4.      Sutera
  • H2SO4 70 %    = larut
  • H2SO4 60 %    = larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = larut                        
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                  = larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini susah larut tetapi larut sebagian untuk dilarutkan.
5.      Wool
  • H2SO4 70 %    = tidak larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = larut
  • NaOCl             = larut            
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat yang akan di larutkan oleh zat hanya sebagian yang larut sebagian tiak larut.
6.      Polyester
  • H2SO4 70 %    = tidak larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = larut                        
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = larut
  • Aseton             = larut sebagian
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut
7.      Poliakrilat
  • H2SO4 70 %    = tidak larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = larut
  • Asam Format  = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut.
8.      Polyamida / Nylon
  • H2SO4 70 %    = larut
  • H2SO4 60 %    = larut
  • HCl 1:1            = larut
  • HNO3 pekat    = larut
  • Asam Format = larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl              = tidak larut               
  • Metil Salisilat = tidak larut               
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut
9.      Polyester kapas
  • H2SO4 70 %    = larut sebagian
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl 5           = tidak larut               
  • Metil Salisilat = larut sebagian                     
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan oleh zat.
10.  Polyester rayon
  • H2SO4 70 %    = larut sebagian
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                  = tidak larut
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                    = tidak larut
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = larut sebagian
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                              = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut.

11.  Polyester wool
  • H2SO4 70 %    = tidak larut
  • H2SO4 60 %    = tidak larut
  • HCl 1:1            = tidak larut
  • HNO3 pekat    = tidak larut
  • Asam Format = tidak larut
  • NaOH 10 %      = tidak larut                NaOH 10 %                 = larut sebagian
  • KOH 10 %        = tidak larut                KOH 10 %                  = larut sebagian
  • NaOCl             = tidak larut               
  • Metil Salisilat = larut sebagian         
  • NaOH 45 %      = tidak larut                NaOH 45 %                = tidak larut
  • Aseton             = tidak larut
Hasil pelarutan = serat ini sangat susah untuk dilarutkan dan  sebagian larut adapun serat yang rusak.


VI.  Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum  Idenfikasi Serat Tekstil. 2013. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung